MAKALAH
KIMIA ANALITIK
SPEKTROSKOPI
MASSA
Oleh :Enung Ratnengsih
Indri Indriyatin
Rini
Silvia
Paulina
LABORATORIUM KIMIA DASAR JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS AL-GHIFARI
BANDUNG
2016
Puji syukur
kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan ridho-Nya kami
dapat menyelesaikan penulisan makalah sebagai tugas mata kuliah Elusidasi
Struktur yang berjudul “Spektroskopi Massa”.
Makalah ini
disusun sebagai salah satu syarat mengikuti mata kuliah Elusidasi Struktur dan
juga untuk melatih keterampilan penulis dalam menulis dan menyusun makalah.
Tiada
gading yang tak retak. Penulis menyadari adanya kekurangan dalam penulisan
maupun kedalaman materi yang kami bahas di dalam isi makalah ini dikarenakan
keterbatasan waktu dan juga pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Penulis
berharap makalah ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dalam
pembelajaran Elusidasi Struktur khususnya pada pokok bahasan mengenai “Spektroskopi
Massa”.
Maka dari
itu, kami dari penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
penyempurnaan dari makalah ini. Terima kasih.
Bandung, 23 Januari 2016
Penyusun
1.1 Latar Belakang
Spektroscopi massa atau spektrometer massa adalah suatu instrumen
yang dapat menyeleksi molekul-molekul gas bermuatan berdasarkan massa atau
beratnya. Teknik ini tidak dapat dilakukan dengan spektroskopi, akan tetapi
nama spektroskopi dipilih disebabkan persamaannya dengan pencatat fotografi dan
spektrum garis optik. Umumnya spektrum massa diperoleh dengan mengubah senyawa
suatu sampel menjadi ion-ion yang bergerak cepat yang dipisahkan berdasarkan
perbandingan massa terhadap muatan. Proses ionisasi menghasilkan
partikel-partikel bermuatan positif, dimana massa terdistribusi adalah spesifik
terhadap senyawa induk. Selain untuk penentuan struktur molekul, spektrum massa
dipakai untuk penentuan analisis kuantitatif. Jika didapat data IR dan NMR yang
cukup lengkap, maka MS ini dapat digunakan untuk konfirmasi dengan memperhatika
bobot molekul dan kemungkinan rumus strukturnya (Warner, 1989). Ketika suatu
bahan murni digunakan, kadang kita temukan adanya dua atau lebih tanda yang
berdekatan yang muncul dalam film. Sebagai contoh bahan Neon murni meninggalkan
dua tanda yang jari-jari lintasannya berhubungan dengan atom-atom bermassa 20 dan
22 amu (atomic mass unit), karena bahan neon tersebut murni dan tidak
mengandung unsur lain, maka kita simpulkan bahwa pasti ada dua jenis neon yang
berbeda, kedua atom Neon yang berbeda itu disebut dengan isotop. Pada
kenyataanya ditemukan bahwa kebanyakan unsur-unsur disusun oleh campuran
berbagai isotop dan bahwa perbedaan massa pada isotop-isotop suatu unsur
disebabkan oleh jumlah netron yang berbeda. Perbedaan massa dari berbagai
isotop disebabkan oleh jumlah netron yang berbeda. Selain dapat memisahkan
berbagai isotop dan unsur yang berbeda, spektrometer massa juga dapat
memisahkan molekul-molekul yang berbeda (Antonini, 2011). Spektrometri massa
pada dasarnya adalah untuk suatu teknik "berat" molekul. Ini tidak
dilakukan dengan neraca konvensional atau skala. Sebaliknya, spektrometri massa
didasarkan pada gerak sebuah partikel bermuatan yang disebut ion, dalam suatu
medan listrik atau magnet. Massa untuk perbandingan muatan m/z ion ini
diakibatkan oleh efek gerak. Karena
muatan elektron diketahui, massa dengan perbandingan muatan
pada pengukuran massa ion tersebut. Penelitian spektrometri Massa umumnya
berfokus pada pembentukan ion fasa gas, dari ion kimia, dan aplikasi
spektrometri massa ( Barber, 1982). Makalah ini mencakup dasar-dasar
instrumentasi spektrometri massa dan memperkenalkan spektra massa. Hal ini
hanya merupakan pengantar dan bagi pembaca yang tertarik. Disarankan untuk
berkonsultasi lebih banyak tentang buku dan artikel jurnal khusus untuk rincian
tambahan. Artikel-artikel dan buku rujukan dalam makalah ini ada di perguruan
tinggi dan perpustakaan universitas. Tujuan Pada makalah ini ada beberapa
tujuan yang terdiri: Mengetahui sifat-sifat spektroscopi massa dan mengetahui
aplikasinya. Mengetahui beberapa jenis ion- ion yang ada pada spektroscopi
massa. Mengetahui perbandingan muatan m/z ion yang diakibatkan oleh efek gerak.
dasar-dasar instrumentasi spektrometri massa dan memperkenalkan spektra massa.
Manfaat Pada pembuatan makalah ini banyak manfaat yang didapat yaitu
Mendapatkan informasi tentang penggunaan spektroskopi massa dan
mengetahui cara kerja dari alat tersebut.
Spektroskopi massa adalah suatu instrument
yang dapat menyeleksi molekul-molekul gas bermuatan berdasarkan massa atau
beratnya. Teknik ini tidak dapat dilakukan dengan spekstroskopi, akan tetapi
nama spektroskopi dipilih disebabkan persamaannya dengan pencatat fotografi dan
spectrum garis optic. Umumnya spectrum massa diperoleh dengan mengubah senyawa
suatu sample menjadi ion-ion yang bergerak cepat yang dipisahkan berdasarkan
perbandingan massa terhadap muatan. Proses ionisasi menghasilkan
partikel-partikel bermuatan positif, dimana massa terdistribusi adalah spesifik
terhadap senyawa induk. Selain untuk penentuan stuktur molekul, spektum massa
dipakai untuk penentuan analisis kuantitatif. Jika didapat data IR dan NMR yang
cukup lengkap, maka MS ini dapat digunakan untuk konfirmasi dengan memperhatika
bobot molekul dan kemungkinan rumus strukturnya ( Eriyati, 2009).
2.2 Prinsip spectrometer massa
Prinsip
spektroskopi massa merupakan suatu instrumen yang menghasilkan berkas ion dari
suatu zat uji, memilih ion tersebut menjadi spektrum yang sesuai dengan
perbandingan massa terhadap muatan dan merekam kelimpahan relatif tiap jenis
ion yang ada. Umumnya hanya ion positif yang dipelajari karena ion negatif yang
dihasilkan dari sumber tumbukan umumnya sedikit. Garis besar tentang apa yang
terjadi dalam alat spektrometer massa atom dapat dibelokkan dalam sebuah medan
magnet (dengan anggapan atom tersebut diubah menjadi ion terlebih dahulu).
Karena partikel-partikel bermuatan listrik dibelokkan dalam medan magnet dan
partikel-partikel yang tidak bermuatan (netral) tidak dibelokkan. Urutannya
adalah sebagai berikut : X Tahap pertama : Ionisasi atom di-ionisasi dengan ‘mengambil’ satu
atau lebih elektron dari atom tersebut supaya terbentuk ion positif. Ini juga
berlaku untuk unsur-unsur yang biasanya membentuk ion-ion negatif (sebagai
contoh, klor) atau unsur-unsur yang tidak pernah membentuk ion (sebagai contoh,
argon). Spektrometer massa ini selalu bekerja hanya dengan ion positif. X
Tahap kedua : Percepatan ion-ion tersebut dipercepat supaya semuanya mempunyai
energi kinetic yang sama. X Tahap ketiga : PembelokanIon-ion tersebut dibelokkan dengan
menggunakan medan magnet, pembelokan yang terjadi tergantung pada massa ion
tersebut. Semakin ringan massanya, akan semakin dibelokan. Besarnya
pembelokannya juga tergantung pada besar muatan positif ion tersebut. Dengan
kata lain, semakin banyak elektron yang ‘diambil’ pada tahap 1, semakin besar
muatan ion tersebut, pembelokan yang terjadi akan semakin besar. X
Tahap keempat : Pendeteksian sinar-sinar ion yang melintas dalam mesin tersebut
dideteksi dengan secara elektrik. Diagram lengkap dari spectrometer
massa:
Penjelasan Tentang Yang Terjadi di Spektrometer Massa 1. Keadaan Hampa Udara
Penting bagi ion-ion yang telah dibuat dalam ruang ionisasi untuk dapat
bergerak lurus dalam mesin tanpa bertabrakan dengan molekul-molekul udara. 2.
Ionisasi Sampel yang berbentuk gas (vaporised sample) masuk ke dalam ruang
ionisasi. Kumparan metal yang dipanaskan dengan menggunakan listrik
‘melepaskan’ elektron-elektron yang ada pada sampel dan elektron-elektron lepas
itu menempel pada perangkap elektron (electron trap) yang mempunyai muatan
positif. Partikel-partikel dalam sample tersebut (atom atau molekul) dihantam
oleh banyak sekali elektron-elektron, dan beberapa dari tumbukan tersebut
mempunyai energi cukup untuk melepaskan satu atau lebih elektron dari sample
tersebut sehingga sample tersebut menjadi ion positif. Kebanyakan ion-ion
positif yang terbentuk itu mempunyai muatan +1 karena akan jauh lebih sulit
untuk memindahkan elektron lagi dari sampel yang sudah menjadi ion positif.
Ion-ion positif yang terbentuk ini ‘diajak keluar’ dan masuk ke bagian mesin
yang merupakan sebuah lempengan metal yang bermuatan positif (Ion repellel).
Tambahan: Seperti yang anda akan lihat sebentar lagi, seluruh ruang ionisasi
ini dilakukan dengan menggunakan tegangan listrik positif yang besar (10.000
V). Ketika kita berbicara tentang kedua lempengan bermuatan positif, berarti
lempengan tersebut mempunyai muatan lebih dari 10.000 V ( Bakhtiar,
1996).
a. Percepatan
Ion-ion positif yang ditolak dari ruang ionisasi yang sangat positif itu akan
melewati 3 celah, dimana celah terakhir itu bermuatan 0 V. Celah yang berada di
tengah mempunyai voltase menengah. Semua ion-ion tersebut dipercepat sampai
menjadi sinar yang sangat terfokus,
b. Pembelokan
Ion yang berbeda-beda akan dibelokkan secara berbeda pula oleh medan
magnet. Seperti pada gambar 2.3 pembelokan ion oleh medan magnet berikut
Besarnya pembelokan yang dialami oleh sebuah ion
tergantung pada: I Kuat medan listrik yang mempercepat aliran ion. Makin besar potensial
listrik yang digunakan, makin besar kecepatan ion dan makin kecil pembelokan. I Kuat medan magnet. Makin kuat magnet, makin
besar pembelokan. I Massa ion (partikel) Ion-ion yang bermassa ringan akan dibelokkan lebih
daripada ion-ion yang bermassa berat. Makin besar massa partikel, makin kecil
pembelokan ( Balasanmugam, 1982).
c. Muatan ion
Ion yang mempunyai muatan +2 (atau lebih) akan dibelokkan lebih daripada
ion-ion yang bermuatan +1. Makin besar muatan, makin besar pembelokan. Dua
faktor di atas (massa dan muatan ion) digabungkan kedalam perbandingan massa
atau muatan. Perbandingan ini mempunyai simbol m/z (atau m/e). Sebagai contoh:
Apabila sebuah ion mempunyai massa 28 dan bermuatan +1, maka perbandingan
massa/muatan ion tersebut adalah 28. Ion yang mempunyai massa 56 dan bermuatan
+2 juga mempunyai perbandingan massa/muatan yang sama yaitu 28 (Price. 1991).
Pada gambar diatas, sinar A mengalami pembelokkan yang paling besar, yang
berarti sinar tersebut terdiri dari ion-ion yang mempunyai perbandingan massa/
muatan yang terkecil. Sedangkan sinar C mengalami pembelokkan yang paling
kecil, berarti ia terdiri dari ion-ion yang mempunyai perbandingan massa/
muatan yang paling besar. Akan jauh lebih mudah untuk membahas masalah ini jika
kita menganggap bahwa muatan semua ion adalah +1. Hampir semua ion-ion yang
lewat dalam spektrometer massa ini bermuatan +1, sehingga besarnya perbandingan
massa /muatannya akan sama dengan massa ion tersebut (McLafferty, 1993).
Tambahan: Anda juga harus mengerti bahwa kemungkinan adanya ion bermuatan +2 (
atau lebih ), tetapi kebanyakan soal-soal akan memberikan spektrum massa dimana
ion-ionnya hanya bermuatan +1. Kecuali bila ada petunjuk dalam soal tersebut,
anda bisa menganggap bahwa ion yang sedang dibicarakan dalam soal tersebut
adalah bermuatan +1. Jadi dengan menganggap semua ion bermuatan +1, maka sinar
A terdiri dari ion yang paling ringan, selanjutnya sinar B dan yang terdiri
dari ion yang paling berat sedangkan sinar C ion-ion yang ringan akan lebih
dibelokkan daripada ion yang berat.
d. Pendeteksian
Proses pendeteksian ion seperti pada gambar 2.4 berikut
Pada gambar diatas hanya sinar B yang bisa terus
melaju sampai ke pendetektor ion. Ion-ion lainnya bertubrukan dengan dinding
dimana ion-ion akan menerima elektron dan dinetralisasi. Pada akhirnya, ion-ion
yang telah menjadi netral tersebut akan dipisahkan dari spektrometer massa oleh
pompa vakum. Ketika sebuah ion menubruk kotak logam, maka ion tersebut akan
dinetralisasi oleh elektron yang pindah dari logam ke ion (gambar kanan). Hal
ini akan menimbulkan ruang antara elektron-elektron yang ada dalam logam
tersebut, dan elektron-elektron yang berada dalam kabel akan mengisi ruang
tersebut. Aliran elektron di dalam kabel itu dideteksi sebagai arus listrik
yang bisa diperkuat dan dicatat. Semakin banyak ion yang datang, semakin besar
arus listrik yang timbul (Anonimous, 2010).
e. Mendeteksi ion-ion
lainnya.
Bagaimana ion-ion lainnya dapat dideteksi? Padahal sinar A dan sinar B sudah
tidak ada lagi dalam mesin? Ingat bahwa sinar A dibelokkan paling besar,
berarti ia mempunyai nilai m/z yang paling kecil (ion yang paling ringan bila
bermuatan +1). Untuk membuat sinar ini sampai ke detektor ion, anda perlu
membelokkan sinar tersebut dengan menggunakan medan magnet yang lebih kecil
(gaya luar yang lebih kecil). Untuk membuat ion-ion yang mempunyai nilai m/z
yang besar (ion yang berat bila bermuatan +1) sampai ke detektor ion, maka anda
perlu membelokkannya dengan menggunakan medan magnet yang lebih besar. Dengan
merubah besarnya medan magnet yang digunakan, maka anda bisa membawa semua
sinar yang ada secara bergantian ke detektorion, dimana disana ion-ion tersebut
akan menimbulkan arus listrik dimana besarnya berbanding lurus dengan jumlah
ion yang datang. Massa dari semua ion yang dideteksi itu tergantung pada
besarnya medan magnet yang digunakan untuk membawa sinar tersebut ke detektor
ion. Mesin ini dapat disesuaikan untuk mencatat arus listrik (yang merupakan
jumlah ion-ion) dengan m/z secara langsung. Massa tersebut diukur dengan
menggunakan skala 12 oC. Tambahan: Skala 12 oC adalah skala dimana isotop 12 oC
mempunyai berat tepat 12 unit. h. Bentuk output dari spektrometer massa Hasil
dari pencatat diagram disederhanakan menjadi ediagram garis. Ini menunjukkan
arus listrik yang timbul oleh beragam ion yang mempunyai perbandingan m/z
masing- masing.
Garis tegak lurus itu menunjukkan besarnya arus listrik
yang diterima oleh alat pencatat arus yang berarti banyaknya ion datang ke
detektor. Seperti yang anda bisa lihat dari diagram diatas, ion yang paling
banyak adalah ion yang mempunyai perbandingan m/z 98. Ion-ion lainnya mempunyai
perbandingan m/z 92, 94, 95, 96, 97 dan 100. Ini berarti molybdenum mempunyai 7
macam isotop. Dengan menganggap bahwa semua ion tersebut bermuatan +1 maka
berarti massa dari ketujuh isotop tersebut adalah 92, 94, 95, 96, 97 , 98 dan
100. Tambahan: Bila ada ion bermuatan +2 , maka anda akan tahu karena semua
garis yang ada pada diagram diatas akan mempunyai garis lain dengan besar 1/2
dari nilai m/z ( karena, sebagai contoh, 98/2=49 ). Garis-garis itu akan jauh
lebih sedikit daripada garis ion +1 karena kemungkinan terbentuknya ion +2 adalah
jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan kemungkinan terbentuknya ion +1.
f. Sumber ion Gas/ Phase Source
Molekul yang dianalisa diubah dalam bentuk gas (diuapkan) baru kemudian
diionkan. Sampel yang berupa padat/ cair harus dikonversi menjadi ion gas.
Biasanya untuk senyawa-senyawa yang stabil terhadap thermal dan senyawa ini
memiliki titik didih di bawah 5000C. Keterbatasan gas/ phase Source hanya untuk
senyawa yang berat molekulnya rendah. j. Desorption Source Pada Desorption
Source, senyawa tidak perlu diubah menjadi bentuk gas sebelum diionkan. Molekul
yang dianalisa akan menyerap energi sehingga akan terionkan. Desorption Source
digunakan untuk senyawa yang tidak stabil terhadap thermal, senyawa non-volatil
dan senyawa dengan berat molekul tinggi.
1. Detektor Bentuk alat deteksi pada spectrometer massa ini ditunjukkan pada
gambar 2.6
Spektro massa adalah alat yang di gunakan untuk menentukan
massa atom atau molekul, yang ditemukan oleh Franci William Aston pada
tahun1919. Prinsip kerja alat ini adalah pembelokan partikel bermuatan dalam
medan magnet ( Nier, 1991).
Instrument MS terbagi 3 bagian :
- Sumber
ion-ion mengubah molekul sample dari fasa gas menjadi ion-ion (
memindahkan ion-ion dalam larutan menjadi fasa gas )
- Massa
analyzer memilih ion-ion berdasarkan massanya dengan menggunakan medan
elektromagnetik.
- Detektor
: mengukur nilai kuantitas dan menyediakan data untuk menghitung
kelimpuhan masing-masing ion.
- Cara Kerja
Cara kerja spektrometer massa adalah sebagai berikut. Sampel dalam bentuk gas
mula-mula ditembaki dengan berkas elektron berenergi tinggi. Pelakuan ini
menyebabkan atom atau molekul sampel mengalami ionisasi (melepas elektron
sehingga menjadi ion positif). Ion-ion positif ini kemudian dipercepat oleh
suatu beda potensial dan diarahkan ke dalam suatu medan magnet melalui suatu
celah sempit. Dalam medan magnet, ion-ion tersebut akan mengalami pembelokan
yang bergantung pada:
1 . Kuat medan listrik yang mempercepat aliran ion. Makin besar potensial
listrik yang digunakan, makin besar kecepatan ion dan makin kecil
pembelokan.
2. Kuat medan magnet. Makin kuat magnet, makin besar pembelokan.
3. Massa partikel (ion). Makin besar massa partikel, makin kecil pembelokan.
4. Muatan partikel. Makin besar muatan, makin besar pembelokan.
5. Analisis Kualitatif Spektroskopi massa memungkinkan kita mengidentifikasi
suatu senyawa yang tidak diketahui, dengan mengkalibrasi terhadap senyawa yang
telah diketahui seperti uap merkuri atau perflorokerosin.
Rumus molekul suatu senyawa dapat ditentukan puncak ion molekul sudah dikenal
tetapi untuk hal-hal semacam ini diperlukan spektometri beresolusi tinggi.
Aturan nitrogen dapat dimanfaatkan untuk membantu penentuan rumus ini. Lazimnya
semua senyawa organik mempunyai berat molekul genap tidak mengandung nitrogen
atau mengandung sejumlah atom nitrogen yang genap, sedangkan pada semua senyawa
organik dengan berat molekul ganjil mengandung jumlah atom nitrogen ganjil.
Aturan ini berlaku untuk senyawa-senyawa kovalen yang mengandung C, H, O, S,
dan Halogen. Pola fragmen dipergunakan untuk mengidentifikasi senyawa, juga
memungkinkan terdapat pengenalan gugus fungsi dengan melihat puncak-puncak
fragmentasi spesifik. Hukum nitrogen menyatakan bahwa suatu molekul yang berat
molekulnya merupakan bilangan genap maka molekul tersebut harus tidak
mengandung nitrogen atau kalau mengandung nitrogen berjumlah genap, dan
molekulnya berbilang ganjil mengandung nitrogen berjumlah ganjil.
6. Analisis Kuantitatif Spektrometer massa dapat digunakan untuk analisis
kuantitatif suatu campuran senyawa-senyawa yang dekat hubungannya. Analisis ini
dapat dipergunakan untuk analisis campuran, baik senyawa organik ataupun
anorganik yang bertekanan uap rendah. Karena pola fragmentasi senyawa campuran
adalah aditif sifatnya, suatu senyawa campuran dapat dianalisis jika berada
dalam kondisi yang sama. Persyaratan dasar analisisnya adalah setiap senyawa
harus mempunyai paling tidak 1 puncak yang spesifik, konstribusi puncak harus
aditif dan sensitif harus reproduksibel serta adanya senyawa referens yang
sesuai. Dengan spektometer massa beresolusi tinggi, senyawa polimer dengan
berat molekul tinggi juga dapat dianalisis. Spectrometer massa dapat digunakan
untuk analisis runutan organic terutama dengan menggunakan sumber bunga api
listrik, dan ia juga dapat digunakan menganalisis unsur-unsur runutan dalam
paduan atau dalam superkonduktor. Tipe bunga api lstrik mempunyai sensitivitas
tinggi dan dapat menentukan sampai tingkat ppb. Kekurangan
spektrometer massa bunga api listrik adalah ketidak-beraturan dari sumber dan
kurang reproduksibel, tetapi kekurangan ini dapat diatasi dengan memakai sistem
deteksi fotografi. Analisis kuantitatif instrumen semacam ini didasarkan pada
garis-garis fotografi dengan standar yang sesuai
- 2.6Kegunaan Spektroskopi Massa
a. Mengetahui komposisi unsur dari bahan yang dianalisa sehingga diketahui
berat dan rumus molekulnya.
b. Mengetahui unsur senyawa baik senyawa organik maupun anorganik.
c. Untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif suatu kompleks.
d. Untuk penentuan struktur dari komponen permukaan padatan.
e. Untuk menentukan perbandingan isotop atom dalam suatu sampel.
Tambahan: Bila ada ion bermuatan +2, maka anda akan tahu karena semua
garis yang ada pada diagram diatas akan mempunyai garis lain dengan besar 1/2
dari nilai m/z ( karena, sebagai contoh, 98/2= 49). Garis-garis itu akan jauh
lebih sedikit daripada garis ion +1 karena kemungkinan terbentuknya ion +2
adalah jauh lebih kecil bila dibandingkan dengan kemungkinan terbentuknya ion
+1. Perkembangan pada spektrometri massa mengijinkan pengukuran massa atom
secara eksak. Peralatan spektrometer ini menggunakan magnet untuk membelokkan
trayektori berkas ion dan banyaknya defleksi ditentukan dengan rasio massa atom
terhadap muatannya ( Davis, 1987).
2.7 Kelebihan Spektrometri Massa
Metode
terbaik untuk mendapatkan identifikasi cepat pengotor minor, yang idealnya
harus dilakukan dengan menggunakan pemisahan secara kromatografi bersama dengan
spektrometri massa resolusi tinggi sehingga komposisi unsur tersebut dapat
ditentukan dengan munculnya spektrometri massa elektrosemprot dan munculnya
kembali spektrometri massa waktu lintas, teknik tersebut akan menjadi metode
utama dalam pengendalian mutu antibodi dan peptida terapeutik.
2.8 Keterbatasan Spektrometri Massa
Spektrometri massa kini
tidak digunakan dalam pengendalian mutu rutin tapi ditempatkan dalam suatu
lingkungan penelitian dan pengembangan yang digunakan untuk mengatasi
masalah-masalah spesifik yang berasal dari proses rutin atau dalam pnegembangan
proses intrumentasi ini mahal dan membutuhkan dukungan personel yang sangat
terlatih dan pemeliharaan yang teratur. Namun, keterbatasan ini secara bertahap
dihilangkan